Panglimanews.com – Polres Sidrap bongkar kasus pemalsuan merek bibit jagung Syngenta
Sebanyak 4,7 ton bibit jagung berhasil diamankan lalu dimusnahkan.
Pemusnahan bibit jagung ilegal seberat 4,7 ton dilaksanakan di Mako Polres Sidrap.
Kegiatan tersebut turut dihadiri pihak perusahaan yang merasa dirugikan.
“Bibit jagung palsu sebanyak 4,7 ton dalam kemasan 1 kg dan 760 kg dalam kemasan 5 kg,” ungkap Kapolres Sidrap AKBP Erwin Syah dalam keterangannya, Rabu (24/5/2023).
Pemusnahan tersebut berdasarkan kesepakatan antara pihak perusahaan pemegang lisensi dan pihak terkait yang telah diperiksa.
Erwin menjelaskan kasus ini terungkap saat bibit jagung palsu tersebut dijual di media sosial Facebook pada Januari 2023.
Oknum pelaku mempromosikannya lewat akun bernama UD Tani Bayumas dan UD Usaha Tani Jaya.
“Dari hasil penelusuran polisi, ditemukan barang bukti awal 15 dos kemasan 1 kg jagung Hibrida NK6172 Perkasa di rumah tempat tinggal pelaku berinisial HA (50) beralamat di TKP,” paparnya.
Dari hasil pengembangan terhadap HA, didapatkan 285 bibit yang sudah dikemas di rumah HE (51) warga beralamat Desa Mattirotasi kecamatan Watang Pulu, Sidrap.
“Dari hasil penyelidikan, terduga HA dan HE mengaku bibit jagung tersebut didapatkan dari seseorang berinisial FG yang beralamat di Tamalanrea, Makassar” imbuh Erwin
Kasus ini sempat diadukan pihak Sygenta Tbk namun belakangan laporannya dicabut.
Alasannya pelaku tidak mengetahui jika benih jagung yang dijual adalah palsu.
“Kedua belah pihak terutama pihak perusahaan mencabut laporan polisi dan sepakat tidak melanjutkan ke ranah hukum,” ungkapnya.
Brand dan Digital Marketing Manager Syngenta, Imam Sudjono menambahkan pihak perusahaan mengalami kerugian Rp 500 juta atas insiden ini.
“Atas pemalsuan ini perusahaan mengalami kerugian mencapai Rp 500 juta. Ini sudah merugikan perusahaan dan petani khususnya,” ucap Imam Sujono saat menghadiri pemusnahan benih jagung palsu.
Imam menjelaskan perbedaan merek asli dan palsu ini di antaranya penempatan alamat, barcode scan dan warnanya buram.
Selain itu tidak memunculkan spesifikasi jenis dan kualitas bibit ketika barcode di-scan.
“Sangat jauh beda kualitas bibit kami yang asli dengan palsu. Dari warna yang menonjol beda dengan punya kami serta itu sudah dicampurkan zat kimia yang sangat berbahaya baik pada manusia maupun pada ternak,” pungkasnya
Editor : Amor