Panglimanews.com – Tampang “Escobar Indonesia” buronan bos gembong narkoba kelas kakap Fredy Pratama diburu polisi.
Polri telah berkoordinasi dengan Interpol dan memasang foto Fredy Pratama sebagai Wanted.
Foto Fredy Pratama alias Miming (38), warga Banjarmasin itu dipajang di situs web Interpol dengan kode “red notice”.
Penampilan Fredy Pratama di situs Interpol Red Notice itu tampak berambut gondrong, tidak ada jenggot atau kumis di wajahnya.
Sementara tampang Fredy Pratama yang beredar dari pihak Kepolisian RI sebelumnya sangat jauh berbeda.
Kendati demikian, Fredy Pratama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) 4 negara mulai dari Bareskrim Polri, Royal Malaysia Police, Royal Thai Police dan US-DEA.
Bareskrim Polri telah membentuk Tim Satuan Tugas Khusus (Satgasus) dengan sandi “Escobar Indonesia” guna memburu Fredy Pratama bersama sindikatnya sejak Mei 2023.
Dari operasi bersama, Bareskrim Polri berhasil menangkap dan mengungkap 39 pelaku tindak pidana narkoba jaringan Fredy Pratama dengan tugas masing-masing sejak 2000 hingga 2023.
Perburuan jaringan Fredy Pratama dilakoni Bareskrim Polri bersama Polda jajaran seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Lampung, Bali hingga Polda Metro Jaya dengan adanya 408 laporan.
Hingga dari operasi bersandi “Escobar Indonesia” polisi berhasil mengamankan barang bukti kejahatan dan aset yang terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) atau money laundering jaringan Fredy Pratama mencapai Rp 10,5 triliun.
Untuk peredaran narkoba dari barang bukti yang berhasil diungkap di Kalasel adalah 1,03 ton sabu, 284.228 butir dan 763,97 gram ineks atau ekstasi.
Dari barang bukti dari jaringan internasional dikendalikan oleh Fredy Pratama bernilai Rp 1,4 triliun.
Fredy Pratama sendiri sebagai bos atau aktor utama diduga masih bersembunyi di Thailand, hingga bisa mengendalikan peredaran narkoba jenis sabu dan ekstasi di Indonesia dan Malaysia Timur.
Terseretnya Fredy Pratama alias Miming atau dengan nama samaran lainnya seperti The Secret, Casanova, Air Bag dan Majapahit membuat tokoh Tionghoa Banjarmasin geram.
Editor : Izza