Panglimanews.com – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK di Sulsel kacau balau. Sejumlah orangtua siswa pun ramai-ramai protes
Salah satu orangtua murid berinsial MLY mengatakan sistem PPDB yang disiapkan Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel error.
MLY mendapatkan keanehan dalam sistem PPDB untuk jalur zonasi di mana awalnya anaknya diterima di SMKN 2 Makassar.
“Tapi saat dilakukan pendaftaran ulang di website PPDB, namanya anak ku tiba-tiba tidak ada,” kata MLY
Dia sempat khawatir, nama anaknya hilang dan digantikan nama lain.
MLY pertanyakan soal kejadian itu. Namun tidak ada tanggapan dari Disdik Sulsel.
Hal demikian juga dialami oleh NH, salah satu orangtua siswa mengaku anaknya mendaftar secara online di SMAN 21 Makassar.
Pada pengumuman tanggal 23 Juni 2023 lalu, ia dinyatakan lulus. Namun, saat hendak daftar ulang, namanya tidak ada.
Panitia di sekolah menyatakan siswa tersebut tidak lulus. Dia pun komplain lewat desk pengaduan yang disiapkan Dinas Pendidikan. Sialnya, panitia juga tidak tahu alasannya.
“Kemarin dinyatakan lulus, pas mau daftar ulang pihak sekolah bilang tidak lulus. Kita ke helpdesk, tidak ada yang bisa jawab keluhan orang tua,” ujar NH, Sabtu (24/6/2023).
Kadisdik Sulsel, Iqbal Najamuddin angkat suara. Dia mengakui terjadi kesalahan teknis dalam prosesnya.
Dia meminta maaf atas kesalahan teknis dalam sistem PPDB sebelumnya.
“Jadi pengumuman pertama itu salah pembacaannya, makanya di benahi aplikasi. Supaya pembacaannya itu dalam me-rangking siswa sesuai dengan juknis,” ucapnya
Disdik Sulsel menegaskan pengumuman hari Minggu (25/6/2023) merupakan hasil akhir yang sudah sesuai juknis PPDB.
“Dan pengumuman resmi hari Minggu ini yang benar sesuai juknis,” ucapnya.
Diketahui, Server PPDB di Sulsel selalu menjadi permasalahan tiap tahunnya.
Padahal, anggaran untuk penyedia hosting dan layanan tidaklah sedikit.
Disdik Sulsel tahun ini menganggarkan server PPDB senilai Rp2 miliar. Anggaran ini naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,7 miliar.
Pemenang lelangnya adalah PT Karya Labkraf Indonesia. Provider yang beralamat di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
PT Karya Labkraf mengaku bekerjasama dengan anak perusahaan PT Telkom dan menyediakan 11 server untuk PPDB 2023.
Namun, sejak hari pertama pra pendaftaran pada 5 Juni 2023 lalu, aplikasi sudah error.
“Di hari pertama, kita buka jam 07.00 wita, antusias calon siswa sangat tinggi sekali. Berdasarkan data, ada 11 ribu yang mengakses secara bersamaan,
Sempat terjadi error dikarenakan pada tahap pertama karena kita menggunakan mekanisme OTP Gmail, akan tetapi terjadi kendala dari penginputan siswa,” kata staf PT Karya Labkraf Indonesia, Rafi Muis.
Rafi menjelaskan, banyak calon siswa yang menginput email dengan nama yang tidak tepat.
Google bahkan melakukan pemblokiran terhadap akun registrasi PPDB Sulsel 2023.
“Makanya siswa tidak dapat menerima email setelah jam 10.00 Wita. Akan tetapi kita mengambil tindakan preventif lain di jam 12.00 wita dengan melakukan pergantian akun,” tuturnya.
Hasilnya masih sama. Error. Pihak provider kemudian melakukan evaluasi dan penggantian mekanisme verifikasi menggunakan Whatsapp.
“Ini WA aman sampai siang, sampai kita buka mekanisme buka tutup karena membludak pendaftaran. Satu menit terdata ada 1.500 yang minta OTP bersamaan,” katanya.
Rafi menuturkan mereka sempat bergantung kepada provider lain yakni penyedia layanan email dan WhatsApp
Tapi metode verifikasi diganti lagi pada hari ketiga. Siswa cukup diminta menginput tanggal lahir untuk mempermudah.
“Setelahnya pendaftar naik di 14 ribu sampai 27 ribu. Yang berat karena siswa diminta mengupload dan memperbaharui data diri,
Mulai dari alamat, data orang tua, nilai 5 semester, belum lagi mengupload rapor, SKL, dan juga terkait teknis,” jelasnya.
Pihaknya juga sempat mengidentifikasi ada hacker yang berusaha membobol akun PPDB.
“Kita identifikasi IP-nya, hacker ini masih di Indonesia, tapi tidak berhasil membobol,” pungkasnya
Editor : Ian