Panglimanews.com – Impian Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies Baswedan dikandas dengan manuver Surya Paloh.
Ketua Umum Nasdem tersebut lebih memilih Ketua Umum Partai PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pendamping Cawapres Anies Baswedan pada Pilpres 2024 mendatang.
Partai Demokrat pun bereaksi keras dan menyebut ada pengkhiatan dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengaku telah mengonfirmasi bacapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang merapat ke PKB.
Rencananya, Nasdem dan PKB akan menduetkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Menakar Kekuatan Elektabilitas AHY Vs Cak Imin
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 15-21 Juli 2023, jika pemilihan presiden diadakan sekarang, dari 34 nama semi terbuka, AHY ada di urutan keenam dengan 1,2 persen dukungan responden.
Sementara, Cak Imin di peringkat 17 dengan raihan 1 persen suara responden. Dalam simulasi 10 nama, AHY ada di peringkat 6 dengan 1,4 persen dukungan responden.
Sedangkan, Cak Imin di urutan ke-9 dengan raihan 0,2 persen. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.811 responden. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.811 memiliki toleransi kesalahan (margin of error–MoE) sekitar ±2.35% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh 38 provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Sementara, dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 3-9 Agustus 2023, ketika responden ditanya tentang siapa yang paling pantas mendampingi Anies Baswedan
Makas sebanyak 22,2 persen menyebut nama AHY. Hanya 2,6 persen responden yang menyebut nama Cak Imin.
Cak Imin bahkan kalah dari Khofifah Indar Parawansa yang meraih 9,2 persen. Survei tersebut melibatkan 1.220 responden.
Margin of error dari 1.220 responden tersebut sebesar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
Sejumlah lembaga survei selama ini memang kerap membuat simulasi Anies-AHY.
Dengan dinamika politik terkini, simulasi duet Anies-Cak Imin tentu akan menjadi pertanyaan baru yang ditawarkan lembaga survei kepada responden.
Respon Netizen
Sementara itu respon netizen di berbagi media sosial terkait wacana duet tersebut, Cak Imin dinilai tidak memiliki nilai jual.
“Cak Imin ini gak punya nilai jual, sama Prabowo aja gak kepake, lah kok malah digandeng sama Surya Paloh?” tulis netizen.
“Benar kata PDIP yang menjegal koalisi perubahan adalah partai koalisinya sendiri” timpal netizen lainnya
“Lebih bagus kalau Anies duet sama Yenni Wahid atau Khofifah dari si Imin ahay kurang bernilai jual” ucapnya
“Licik memang itu Surya Paloh mukanya saja sudah kelihatan jelas liciknya, Anies jadi tumbal dijegal agar gugur, jadi mau tidak mau harus ikut aturan” timpal netizen lainnya.
“Ini manuver Paloh sengaja dibuat gaduh agar ramai pemberitaan, juga melihat respon publik apakah AHY lebih bagus dari si Imin” tandas yang lainnya
“Intinya jangan mau diobok-obok, Paloh itu pemain strategi, Cak Imin belum tentu namanya baru wacana saja belum resmi masuk di surat suara pencoblosan KPU, kalau sudah resmi, bolehlah bisa dipercaya” ujar netizen
“Politik memang kotor, kalau tak licik tak bisa menang” pungkas netizen lainnya
Editor : Izza